Komunikasi Pembelajaran yang Efektif
Diterbitkan Mei 21, 2009 bahan bacaan 36 Komentar - komentar
Tag:guru efektif, komunikasi pembelajaran, pembelajaran yang efektif
Author : Suhadi
Bahasa yang digunakan dan proses berpikir yang sedang dilakukan seorang guru sangat berkaitan erat dengan kejelasannya dalam berkomunikasi dengan siswa-siswanya. Komunikasi yang jelas dalam sebuah pembelajaran adalah salah satu syarat pembelajaran dapat berlangsung efektif. Jadi bila kita ingin menjadi guru yang efektif, marilah kita bersama-sama memperbaiki kemampuan kita berkomunikasi kepada siswa-siswa kita pada setiap pembelajaran yang kita laksanakan. Setuju?
Ada beberapa komponen dalam komunikasi pembelajaran yang efektif, yaitu: (1) penggunaan terminologi yang tepat; (2) presentasi yang sinambung dan runtut; (3) sinyal transisi atau perpindahan topik bahasan; (4) tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran; dan (5) kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal.
Yuk kita pertajam satu-satu. ;)
Penggunaan terminologi yang tepat akan mencegah siswa-siswa dari kebingungan, keragu-raguan, dan kerancuan pada pemahaman siswa. Guru yang efektif berkomunikasi akan menggunakan terminologi yang tepat. Ingat, banyak istilah-istilah khusus yang berbeda makna pada konten pelajaran yang berbeda bukan? Yah, taruh contoh mudah misalnya begini. Guru fisika tidak boleh sembarangan menyebut berat dan massa karena dua istilah ini mempunyai makna yang berbeda. Sebagaimana yang banyak saya lihat, guru-guru kadang-kadang keceplosan menyebut istilah massa dengan istilah berat karena pengaruh dari penggunaan bahasa sehari-hari yang jarang sekali menggunakan istilah massa. Selain itu, masih terkait dengan penggunaan terminologi yang tepat ini, guru juga sebaiknya mengurangi atau menghindari penggunaan kata-kata: barangkali, bisa saja, mungkin, kadang-kadang, atau kata-kata sejenis yang juga akan menimbulkan keraguan siswa, ketidakpastian, bahkan sebagai efek negatif lainnya siswa dapat menganggap guru tidak siap, kurang paham dengan apa yang sedang dibicarakannya, atau gugup. Ketidakpercayaan pada kemampuan atau kesiapan guru sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Presentasi harus sinambung dan runtut? Ya iyalah… masa iya dong, he..he… !!!
Ini masuk akal sekali bukan? Melakukan presentasi yang bagus memang gampang-gampang susah. Gampang, kalau kita memang sudah memikirkan apa yang akan kita bicarakan di kelas. Susah, kalau kita masuk kelas tanpa perencanaan tentang apa yang mau disampaikan. Peresentasi yang sinambung dan runtut itu merupakan salah satu aspek penting dalam kejelasan komunikasi guru yang efektif. Cirinya adalah, presentasi atau diskursus tidak terdistraksi oleh hal-hal yang tidak penting, apalagi yang sama sekali tak ada kaitannya dengan pembelajaran. Presentasi fokus pada hal-hal yang memang ingin dibicarakan. Singkatnya, gak ngalor-ngidul gitu.
Sinyal trasisi atau perpindahan topik bahasan adalah poin penting lain dalam komunikasi pembelajaran yang efektif. Sinyal transisi memungkinkan siswa mengetahui kapan suatu segmen bahasan atau topik berakhir dan dilanjutkan dengan bahasan atau topik baru. Tak semua siswa dengan mudah dapat menyadari segmen-segmen bahasan pembelajaran. Jadi, alangkah baiknya jika kita beranjak dari satu bahasan ke bahasan lainnya mereka kita beri sinyal. Misalnya dengan cara seperti ilustrasi di baah ini:
“Baiklah anak-anak, tadi kita sama-sama sudah melihat contoh-contoh mendiskusikan tentang ciri-ciri daun tumbuhan dikotil yang mempunyai urat daun menjala atau retikulata, sekarang kita akan melihat dan mendiskusikan berbagai contoh-contoh dan ciri dari urat daun tumbuhan monokotil. Kita akan lihat perbedaannya. Siap?”
Nah, pada ilustrasi di atas jelas guru memberi sinyal transisi. Guru menghentikan pembahasan tentang daun tumbuhan dikotil yang mempunyai urat daun menjala (retikulata), kemudian guru mengatakan bahwa ia akan melanjutkan pembelajaran kepada daun tumbuhan monokotil.
Tekanan pada bagian-bagian penting pembelajaran adalah komponen komunikasi guru efektif lainnya. Perhatikan ilustrasi ini:
“ Saat kalian menyelesaikan persamaan-persamaan seperti ini, ingat, apa saja yang kamu lakukan pada salah satu ruas persamaan, maka kalian juga harus melakukan hal yang sama pada ruas persamaan lainnya.”
“Perhatikan, saat kalian membaca paragraf-paragraf tulisan kawanmu, beri tanda dengan pensil bila kamu menemukan kesalahan penulisan.”
“ Kalau kalian menemukan tumbuhan dengan ciri-ciri akar, daun, batang, atau bunga yang meragukan apakah tumbuhan itu termasuk tumbuhan monokotil atau dikotil, maka yang harus kalian ingat sebagai penentu utama penggolongan adalah jumlah keping bijinya. Sekali lagi saya katakan, penentu utama penggolongan adalah jumlah keping bijinya. Bila dua berarti dikotil, bila satu berarti monokotil. Pegang itu kuat-kuat.”
Selain melalui kata-kata seperti ilustrasi-ilustrasi di atas, guru juga dapat menambah kekuatan penekanan dengan mengkombinasikannya dengan isyarat-isyarat nonverbal misalnya dengan jari yang diacung-acungkan (bisa membayangkan maksud saya kan?), menulis ulang di papan tulis lalu menggarisbawahinya, atau menyebutnya secara berulang-ulang dan jelas.
Ada pepatah yang mengatakan: “It is not what you say; it is how you say it!”
Nah, kayaknya pepatah itu cocok untuk mengilustrasikan poin kelima ini. Pepatah itu sebenarnya mengacu pada komunikasi nonverbal.
Kesesuaian antara tingkah laku komunikasi verbal dengan tingkah laku komunikasi nonverbal juga merupakan komponen penting komunikasi guru efektif. Guru yang melakukan komunikasi efektif dengan siswa-siswanya mempunyai kesesuaian antara komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbalnya.
Ilustrasi:
Jam pelajaran Bahasa Indonesia. Bu Mariana sedang membimbing Jodi, seorang anak yang agak lamban menangkap pelajaran hari itu dengan lebih intensif di deretan bangku depan, sementara di deret bangku yang arahnya di punggung Bu Mariana dua anak, Doni dan Catra sedang bersenda gurau. Bu Mariana mengenali keduanya dari suara mereka yang terdengar. Tanpa menoleh ke belakang, Bu Mariana menegur Doni dan Catra sembari menandai dengan pensilnya oret-oretan Jodi.
“Doni, Catra, sudah jangan bergurau melulu. Kerjaannya sudah selesai belum?”
Doni dan Catra berhenti dan sekilas memandang Bu Mariana. Mereka yang melihat Bu Mariana masih asyik dengan Jodi kembali bergurau walaupun dengan berbisik-bisik.
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa komunikasi verbal Bu Mariana tidak bersesuaian dengan komunikasi nonverbalnya. Bu Mariana ingin Doni dan Catra berhenti bergurau, tetapi ia tidak terlalu menunjukkan itu kepada mereka berdua-ia bahkan tak melirik ke arah mereka-ia hanya berbicara lewat punggungnya, jadinya Doni dan Catra terus saja melakukan tingkah laku menyimpang dari belajar itu.
Pada intinya, yang ingin saya ungkapkan pada poin kelima ini adalah, apapun yang kita ucapkan harus diikuti dengan kesesuaian sinyal-sinyal komunikasi nonverbal seperti mimik, gerak tangan, bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dll. Bahkan penggunaan ruang seperti bergerak mendekati atau menjauhi siswa. Nah, dengan demikian siswa dapat menangkap motiv, keinginan, dan harapan kita kepada mereka. Adalah sangat tidak mungkin berkomunikasi secara efektif dalam pembelajaran jika tidak terdapat kesesuaian antara komunikasi verbal dengan komunikasi nonverbal guru. Wokeh?
Saran untuk dicoba:
Cobalah besok Anda rekam suara Anda dengan handphone saat sedang mengajar. Ingat, rekamlah sepanjang pelajaran. Lalu putarlah ulang saat suasana tenang. Anda akan menemukan hal-hal yang tak pernah Anda duga sebelumnya. Dan, jadikanlah ia bahan untuk memperbaiki bagaimana Anda berkomunikasi dengan siswa Anda di lain kesempatan. Percayalah, bahkan seorang guru senior..or..or akan terkejut dengan hasil rekamannya. ;)
36 Tanggapan ke “Komunikasi Pembelajaran yang Efektif”
Pengumpan untuk Entri ini Alamat Jejakbalik
1.
1 Catra Mei 22, 2009 pukul 11:41 am
Pertamax. :mrgreen:
Lha, ada nama saya pak? Bukan nama sebenarnya ya pak?
Wah pak suhu punya banyak metode mengajar nih. Pantesan di promosikan dengan mutasi ke Amuntai. Hore,,,
2.
2 vizon Mei 22, 2009 pukul 3:21 pm
mantap kali pak guru…
saya jadi terinspirasi nih.
saya ingat dg sebuah konsep: “metode lebih penting dari materi, dan kreatifitas guru jauh lebih penting dari metode”, begitu kira2 ya pak? :)
3.
3 Ade Mei 22, 2009 pukul 9:39 pm
nice tips mas..
saya klo presentasi kenapa suka ngomongnya jadi cepet banget yaa.. sampe2 orang2 protes :-(
4.
4 Ersis Warmansyah Abbas Mei 22, 2009 pukul 11:11 pm
Mantaps … Pak Guru
5.
5 edratna Mei 23, 2009 pukul 7:20 am
Saya jadi banyak belajar nih…soalnya saya bisa ikut mengajar (tapi memang khusus untuk kelas orang dewasa), setelah lulus dari Training for trainers. Dan materinya memang sesuai kompetensi saya
6.
6 afwan auliyar Mei 23, 2009 pukul 8:21 am
klo komunikasi tidak lancar … pendengar pun akan berbeda persepsinya :)
================
@ afwan auliyar
tul sekali :)
7.
7 mascayo Mei 23, 2009 pukul 8:36 am
Hmm.. Tips ini bisa diterapkan didunia kerja sesungguhnya, ketika kita melakukan presentasi laporan atau semacamnya.
Saya ingat-ingat Pak Suhadi
=============
@ mascayo
yah, sebenarnya aplikasinya bisa di mana-mana. Ilmu komunikasi ‘kan bebas konteks sebenarnya. ;)
8.
8 randualamsyah Mei 23, 2009 pukul 1:24 pm
Bujuran lah pak tips ni ?
Kaina ulun coba rekam ah !
==============
@ randu
cobai dulu Ndu… :mrgreen:
9.
9 sawali tuhusetya Mei 24, 2009 pukul 12:36 am
sepakat, pak suhadi. komunikasi yang efektif memang salah satu kunci pembelajaran yang berhasil. tapi saya seringkali masih menghadapi kesulitan juga terutama ketika harus menyesuaikan bahasa yang saya gunakan dg dunia anak2. saya masih ragu juga, sudahkah bahasa yang saya gunakan cocok dg dunia mereka?
==================
@ sawali t.
itulah, pak sawali. Pokoknya kita coba dan terus berusaha supaya lebih baik. Itu yang paling penting. :)
10.
10 Ziadi Nor Mei 24, 2009 pukul 4:46 pm
Aku jadi teringat dengan kawan yang beberapa waktu lalu terserang penyakit stroke, bicaranya kurang jelas, gerakannya kdg tidak braturan, tetapi smangat mengajar msh tetap tinggi, aku jadi iri. Trima ksh pak tulisan y, jd sumber inspirasi.
=============
@ ziadi nor
yap, bagaimanapun kondisi kita, ayo tetap semangat untuk kemajuan pendidikan anak bangsa
11.
11 kelly amareta Mei 28, 2009 pukul 10:04 am
hebat pak guru
ilmu terapan yang dipraktekkan setiap hari di bikin artikelnya
pasti hasilnya oke
pak guru emang pakar komunikasi
12.
12 ammadis Mei 29, 2009 pukul 1:29 am
Waduuh sayangnya aku bukanlah seorang guru palah lagi dosen euy….
Tapi mungkin juga saat kita menegur anak kita perlu juga direkam…”betapa jeleknya dan kasarnya suara kita…?”
Salam kompak slalu!
13.
13 Zulmasri Mei 29, 2009 pukul 11:25 am
@ catra: itu memang nama sebenarnya sutan. makanya cepat tamat, biar gak jadi permodelan lagi.
tips yang amat berguna pak suhadi. bagaimanapun jadi bahan rujukan nih tulisannya. ok.
14.
14 Media Syofyanti Mei 29, 2009 pukul 12:43 pm
makasih ya pak suhadi, atas tips n bagibai ilmunya
15.
15 marshmallow Mei 29, 2009 pukul 10:35 pm
@catra:
kamu memang bandel! ribut mulu sama doni. mau jadi apa kalau udah besar, he?
@suhu:
tipsnya berguna sekali, suhu. seperti komentar mascayo, ilmu komunikasi ini tak hanya applicable di ruang kelas, namun lebih ekstensif di lingkungan luar kelas juga.
betul sekali bahwa bukan apa yang dikatakan, namun bagaimana cara mengatakannya. dan bukankah contoh yang baik akan menjadi teladan bagi para anak didik dalam berkomunikasi pula?
16.
16 reallylife Mei 30, 2009 pukul 10:42 pm
berkomunikasi dan menguasai komunikasi itu penting pak, apalagi menghadapi anak murid zaman sekarang yang sudah sangat kritis dan maju dalam segala hal
Guru nda bole ketinggalan
17.
17 Athi Juni 1, 2009 pukul 8:13 am
meat siang
18.
18 jiwakelana Juni 1, 2009 pukul 2:49 pm
sekalipun aku bukan seorang guru, info diatas sangat penting bagi diriku terutama saat melakukan penyuluhan dan seminar. komunikasi akan sangat menentukan tingkat keberhasilan kita dalam upaya memperjelas setiap bayangan pengetahuan. thanks pak.
19.
19 Daniel Mahendra Juni 4, 2009 pukul 5:16 am
Apa kabar sobat? :)
20.
20 hatmiati Juni 4, 2009 pukul 11:09 am
tipsnya bagus banget…apalagi teori komunikasi kepake banget di kerjaanku sekarang di… andainya 60% saja guru mengaplikasikan teori yang disampaikan pa suhadi maka menghadapi uan tak akan kelimpungan…
gimana rasanya di smpn 4 sekarang???
21.
21 namakuananda Juni 6, 2009 pukul 2:47 am
andragogik ku kurang bagus dalam hal bercerita tapi untuk hal teknikal lumayan.
paedagogik ku babarblas… gag bisa bicara dengan runtut, a-z pinginnya pake trik dan pake komunikasi visual meski tujuannya sama.
gimana nih, bocoran dikit aja Pak.
22.
22 Ersis Warmansyah Abbas Juni 9, 2009 pukul 9:13 am
Mantabs … sibuknya …
23.
23 ichanx Juni 10, 2009 pukul 2:05 am
duh… ini penting nih…. *gak pernah bisa bicara serius depan banyak orang* :( (
24.
24 AL Juni 24, 2009 pukul 2:50 pm
Suhu.. Suhu kemana aja sih?
Baik-baik aja kan?
25.
25 Siti Fatimah Ahmad Juli 8, 2009 pukul 11:24 pm
Tips atau petua yang bermanfaat dalam menumbuhkan minat pelajar harus diamalkan sentiasa supaya guru dapat melihat keberkesanannya. Guru yang berkualiti akan melahirkan pelajar berkualiti. Tahniah buat saudara atas usaha pencerahan minda ini. Maaf lama juga kesunyian dari menghantar jejak ke sini. semoga berjaya.
26.
26 ALRIS Juli 20, 2009 pukul 3:36 am
Muuantapss.. Pak Suhadi emang ok, salut.
27.
27 Windu Kurniawan Juli 21, 2009 pukul 3:45 pm
Oke dch… Bisa jadi bahan referensi.. Atau setidaknya bisa menjadi ide yang cemerlang buat aku…
Sukses Fren…!!!
28.
28 mmursyidpw Agustus 19, 2009 pukul 1:10 am
Great post.
Salam silaturahim dari saya yang juga guru.
29.
29 fandy Agustus 28, 2009 pukul 11:28 am
makasih mas..
salam kenal ya..
30.
30 Siti Fatimah Ahmad Agustus 31, 2009 pukul 4:13 am
Terima kasih atas info menarik berhubung dengan kemahiran komunikasi yang menjadi satu upaya guru untuk lebih mendekatkan diri kepada peserta didik yang bakal mewujudkan pembelajaran berkesan serta ruang yang kondusif untuk belajar. Selamat maju jaya dan menjadi guru yang berkesan kepada pelajar. Maaf, lama juga tidak berziarah ke sini. Insya Allah akan diusahakan untuk masa-masa akan datang. Salam Ramadhan.
31.
31 imam September 2, 2009 pukul 6:40 am
Teriam kasih pak, mampir nich.
“Komunikasi” yang menarik memang perlu apalagi buat tenanga pengajar, untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajar.
yang menerima materi tentunya juga semakin “enjoy” dan kerasan :)
32.
32 Ms Untung September 4, 2009 pukul 2:48 am
Salam kenal. artikel anda sangat bagus
33.
33 zahra Oktober 12, 2009 pukul 11:14 am
Wah pak kebetulan ni lagi nyari judul skripsi kayaknya bisa ne dijadikan penelitian. makasih ya pak…oy kapan-kapan bisa konsultasi ya pak
34.
34 ratna Februari 4, 2010 pukul 4:35 pm
toloooooong, saya butuh saran agar tidak kehabisan materi ketika menjelaskan di kelas dan saya juga minta tolong kirimkan contoh ptk bahasa inggris smp ke e-mail saya, thanks.
35.
35 ENDAH TRI WAHYUNI Maret 6, 2010 pukul 9:03 am
akan sy coba rekam suara sy saat ngjar, thx sharing infony. sy gru yg msh ingin tuk blajar krn msh sngt
krg pngalaman mngjar, br 5 th gtu…thx y pa…
========
@ endah TW
yang membuat guru menjadi bagus dalam membelajarkan siswanya bukan hanya karena pengalaman. Kadangkala pengalaman tidak ada artinya kalau tidak disertai niat untuk berubah ke arah yang lebih baik. ifat pingin maju dan selalu mau mengoreksi diri adalah kunci utama. :)
36.
36 Aha Gambreng Juni 21, 2010 pukul 12:26 pm
“Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar dan pembelajaran adalah sebagai sarana atau saluran komunikasi.” point ini yang sering terlupakan oleh guru di tingkat SMA…. jadi guru mengajar dengan tradisi yang telah mereka pelajari sejak dulu. kita sering malakukan pergantian guru,, tapi tidak pernah ada perubahan pada cara komunikasi itu sendiri,,,
Tinggalkan Balasan
Klik di sini untuk membatalkan balasan.
Masuk log sebagai . Keluar log »
Nama
E-mail
Situs web
Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel.
Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.
« Pemodelan oleh Guru
Al Fakieh (Pada Sebuah Rumah Sakit) »
Pengarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar